Kemarin tanggal 12 November 2009 aku dapat telepon yang aneh. Sang penelepon bilang bahwa migrasi speedyku belum terdaftar. Kemudian ku jelaskan pada perempuan itu bahwa aku sudah migrasi dan ketika ku cek quota pemakaiannya sudah berubah menjadi paket load.
Langsung aja ku bilang “ya mana saya tau mba”.
Kemudian dia kembali bertanya “mbak kemarin migrasi lewat apa telepon atau kekantornya langsung”.
Langsung kujawab bahwa aku ke kantornya langsung.
“Mba ngambil paket apa?”.
Ku bilang load.
“Oh yang 295 itu ya mba”.
“Iya” kataku.
“Bagaimana kalo mbak saya daftarkan pakai family, 195 juga unlimited”.
Ku bilang kata mbanya kemarin aku enggak bisa ngambil paket itu.
“Di sini ada kok mbak “ kata si penelepon.
“Ya sudah terserah”.
“Ini dengan mba siapa ya?”
Ku jawab dengan nama asliku.
“Nomor handphone nya berapa mba?”.
Dan dia kuberutahu nomornya sekian-sekian.
Kembali lagi bertanya “ada lagi yang bisa kami bantu”.
“Enggak ada” jawabku.
Karena penasaran dengan telepon tersebut, dan aku baru ingat lupa bertanya siapa nama orang tadi kuputuskan untuk ke kantor Telkom dengan kakak, sekalian mau membanyar tagihan telepon dan speedy bulan kemarin. Selesai membayar tagihan speedy dan telepon sebesar 778ribu*ssssssssttttt jangan bilang-bilang ya, soalnya waktu ditanya ibuku aku bilang di atas 500ribu*, kami pun masuk ke kantor Telkom guna menanyakan hal ini. Ku mendapat nomor antrian 159 sedangkan antrian yang menunggu baru sampai nomor 140an. Karena pasti akan lama akupun ditinggal kakak ke Muso Salim*sepertinya sih* untuk melihat pekerjaannya. Untungnya aku selalu ditemani oleh K 800i yang selalu setia mendampingi untuk menghilangkan kebosanan. Fitur yang paling sering ku pakai adalah aplikasi karena di sit ada opera mini, dimana dengan opmin aku bisa buka facebook untuk mengkonfirmasi permintaan teman dan melanjutkan permainan mafia wars tau Cuma sekedar buka twitter guna melihat twitter orang – orang yang ku ikuti.
Dan sampai kakak datang lagi nomor antrian baru berhenti di 158. Setelah nku dipanggil ku berjumpa lagi dengan petugas yang waktu itu melayaniku namanya mbak Ita. Kutanyakan masalahku, kemudian dia menjelaskan bahwa hal itu tidak benar bahwa migrasiku sudah terdaftar. Dia bahkan melihatkannya melalui layar monitor. Dan ku ucapkan terimakasih sambil berlalu untuk pulang. Bearti benar dong dugaanku, si penelepon ingin mendapatkan nomorku*su’udzon dan narsis tingkat tinggi*…hehehehe
lain kali hati-hati dalam memberikan informasi yang bersifat pribadi, karena ditakutkan digunakan untuk hal-hal yang negatif, seperti kejahatan yang terencana.
sekalian diwaspadai sekiranya ada yang menginformasikan untuk mematikan handphone karena ada sesuatu, pasti itu dari pelaku kejahatan yang sudah memiliki semua informasi tentang kita dan keluarga (KITA?)
@komuter: hm..betul betul betul